Artikel Bisnis - Kontribusi Ekspor Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

Abstrak
Pada mulanya hubungan perdagangan hanya terbatas pada satu wilayah Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang tersebut tidak hanya dilakukan antara para pengusaha dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga dengan para pedagang dari negara lain, tidak terkecuali Indonesia. Bahkan hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam, termasuk cara pembayarannya. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu Negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan dan saling mengisi. Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk.  secara langsung atau tidak langsung membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan  atau jasa antara satu negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut. Transakasi perdagangan  internasional yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa, kebudayaan,  adat istiadat, dan cara yang berbeda-beda.
Kata Kunci : Perdagangan Internasional, ekspor impor, perkembangan perekonomian
  
Abstract
At first the trade relationship is limited to one particular territory, but with the
development of trade flows, the trade relationship is not only conducted between employers in the region of the country, but also with traders from other countries, including Indonesia. Even trade relations are increasingly diverse, including the method of payment. Import-export activities based on the condition that there is not a country that truly independent because they need each other to each other and complement each other. Each state has different characteristics, both natural resources, climate, geography, demographics, economic structure and social structure. These differences lead to differences in the commodities produced, the cost of the required composition, quality and quantity of the product. directly or indirectly require the implementation of the exchange of goods and services from one country to another. Therefore among the countries that are in the world needs to established a relationship of trade to meet the needs of each country. International trade trades better known as export and import, is essentially a simple transaction that is not more than buying and selling of goods between entrepreneurs residing or domiciled in countries different. However, in the exchange of goods and services across the sea or land is not uncommon to complex problems arise between employers who have language, culture, customs, and different ways
Keywords: International Trade, import export, economic development

Pendahuluan
Setiap negara memiliki sumber daya alam yang berbeda-beda satu sama lain yang tidak terdapat di negara lain. Suatu negara akan membutuhkan  komoditi yang tidak tersedia di negaranya tetapi tersedia di negara lain, maka negara tersebut akan melakukan perdagangan atau pertukaran komoditi dengan negara lain. Terjadilah kegiatan ekspor dan impor tiap negara.
“Perdagangan internasional ekspor impor adalah kegiatan yang dijalankan eksportir maupun produsen eksportir dalam transaksi jual beli suatu komoditi dengan orang asing, bangsa asing, dan negara asing. Kemudian penjual dan pembeli yang lazim disebut eksportir dan importir melakukan pembayaran dengan valuta asing” Amir (2001:1).
Melimpahnya kekayaan alam di negeri ini menyambut peluang bisnis berskala internasional. Dengan segudang hasil panen, Indonesia mampu mengekspor beberapa bahan pangan maupun bahan produksi, seperti kayu atau hasil hutan lain. Kegiatan ekspor impor ini dijadikan salah satu solusi yang dipilih agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Maraknya barang impor memberikan jawaban atas kebutuhan masyarakat Indonesia yang belum diproduksi di negeri sendiri.
Terbatasnya persediaan disuatu negara, kegiatan impor pun digagas. Kegiatan ekspor impor juga dapat menumbuhkan hubungan harmonis antarbangsa. Dengan perdagangan internasional ini, banyak pihak dilibatkan dan sama-sama mendapat keuntungan. Baik keuntungan hasil jual maupun keuntungan atas pemenuhan kebutuhan. Ekspor impor juga merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang besar pengaruhnya bagi para pebisnis.
Pengutamaan ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antarberbagai produk. Selain harga,kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.

Permasalahan

Penyebab krisis ekonomi menurut identifikasi para pakar, adalah sebagai berikut:
1)   Fenomena productivity gap (kesenjangan produktifitas) yang erat berkaitan dengan lemahnya alokasi aset ataupun faktor-faktor produksi.
2)   Fenomena diequilibrium trap (jebakan ketidak seimbangan) yang berkaitan dengan ketidakseimbanagan struktur antarsektor produksi.
3)   Fenomena loan addiction ( ketergantungan pada hutang luar negeri) yang berhubungan dengan perilaku para pelaku bisnis yang cenderung memobilisasi dana dalam bentuk mata uang asing (foreign currency).
Dampak krisis ekonomi bagi Indonesia:
Pada Juni 1997, Indonesia terlihat jauh dari krisis. Tidak seperti Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta dolar, persediaan mata uang luar yang besar, lebih dari 20 milyar dolar, dan sektor bank yang baik.
Tapi banyak perusahaan Indonesia banyak meminjam dolar AS. Di tahun berikut, ketika rupiah menguat terhadap dolar, praktisi ini telah bekerja baik untuk perusahaan tersebut, level efektifitas hutang dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga mata uang lokal meningkat.
Pada Juli, Thailand megambangkan baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8% ke 12%. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada 14 Agustus 1997, pertukaran floating teratur ditukar dengan pertukaran floating bebas. Rupiah jatuh lebih dalam. IMF datang dengan paket bantuan 23 milyar dolar, tapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan Septemer. Moody’s menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi junk bond.
Meskipun krisis rupiah dimulai pada Juli dan Agustus, krisis ini menguat pada November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncul di neraca perusahaan. Perusahaan yang meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan rupiah, dan banyak yang bereaksi dengan membeli dolar, yaitu dengan cara menjual rupiah, dan  menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.
Masalah pasar Asean-China dalam kerangka Asean China Free Trade Agreement(ACFTA) juga menjadi problem yang cukup kompleks. Karena produk hilir Indonesia tidak mampu bersaing hadapi produk asal China. Sedangkan andalan Indonesia di pasar bebas Asean-China tersebut lebih pada komoditas primer seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), karet, dan batu bara. Dengan demikian pasar domestik akan kebanjiran barang China dan komoditas dari negara Asean lainnya. Implementasi ACFTA bisa menjadi bumerang jika banjirnyaconsumer goods semakin tak tertahankan.
Faktor pendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut:
·      Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
·       Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
·      Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi.
·      Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
·       Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
·      Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
·      Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
·      Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.


Pembahasan

Pengutamaan ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2008 mencapai USD118,43 miliar atau meningkat 26,92% dibanding periode yang sama tahun 2007, sementara ekspor nonmigas mencapai USD92,26 miliar atau meningkat 21,63%. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil pertanian, industri, serta hasil tambang dan lainnya pada periode tersebut meningkat masing-masing 34,65%, 21,04%, dan 21,57% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Adapun selama periode ini pula, ekspor dari 10 golongan barang memberikan kontribusi 58,8% terhadap total ekspor nonmigas. Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin atau pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari kayu, serta timah.
Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor dari 10 golongan barang tersebut memberikan kontribusi sebesar 58,80% terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut meningkat 27,71% terhadap periode yang sama tahun 2007. Sementara itu, peranan ekspor nonmigas di luar 10 golongan barang pada Januari-Oktober 2008 sebesar 41,20%.
Peranan dan perkembangan ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Oktober tahun 2008 dibanding tahun 2007 dapat dilihat pada. Ekspor produk pertanian, produk industri serta produk pertambangan dan lainnya masing-masing meningkat 34,65%, 21,04%, dan 21,57%.
Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan Januari-Oktober 2008, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 64,13%, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,31%, dan kontribusi ekspor produk pertambangan adalah sebesar 10,46%, sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar 22,10%.
Secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia membaik dan meningkat, tak dipungkiri semenjak terjadinya krisis finansial global, kondisi ekspor Indonesia semakin menurun. Ekspor per September yang sempat mengalami penurunan 2,15% atau menjadi USD12,23 miliar bila dibandingkan dengan Agustus 2008. Namun, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sebesar 28,53%.
Keadaan impor di Indonesia tak selamanya dinilai bagus, sebab menurut golongan penggunaan barang, peranan impor untuk barang konsumsi dan bahan baku selama Oktober 2008 mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya yaitu masing-masing dari 6,77% dan 75,65% menjadi 5,99% dan 74,89%. Sedangkan peranan impor barang modal meningkat dari 17,58%  menjadi 19,12%. Impor Indonesia dari ASEAN mencapai 23,22 % dan dari Uni Eropa 10,37%.


Berikut data perkembangan Ekspor Indonesia dari Tahun 2007 s.d 2011
Perkembangan Ekspor Indonesia Berdasarkan Sektor
(Dalam US$)
Sektor
2007
2008
2009
2010
2011
Peran
Th. 2011 (%)
I. MIGAS
22.088.567.876
29.126.274.355
19.018.296.911
28.039.599.534
41.477.035.636
20,38%
    1. Minyak Mentah
9.226.036.450
12.418.743.646
7.820.256.578
10.402.867.668
13.828.677.857
6,80%
    2. Hasil Minyak
2.878.751.078
3.547.001.209
2.262.327.715
3.967.277.194
4.776.854.837
2,35%
    3. Gas
9.983.780.348
13.160.529.500
8.935.712.618
13.669.454.672
22.871.502.942
11,24%
II. NON MIGAS
92.012.322.875
107.894.150.047
97.491.729.170
129.739.503.936
162.019.584.424
79,62%
    1. Pertanian
3.657.784.654
4.584.576.851
4.352.754.318
5.001.899.002
5.165.793.669
2,54%
    2. Industri
76.460.827.880
88.393.495.928
73.435.840.877
98.015.076.416
122.188.727.150
60,04%
    3. Tambang
11.884.904.619
14.906.165.178
19.692.338.644
26.712.581.107
34.652.027.382
17,03%
    4. Lainnya
8.805.722
9.912.090
10.795.331
9.947.411
13.036.223
0,01%
TOTAL
114.100.890.751
137.020.424.402
116.510.026.081
157.779.103.470
203.496.620.060
100,00%

Peran Ekspor Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Ekspor Hasil Industri
(Dalam US$)

Kelompok Hasil Industri
2007
Peran
Th. 2011 (%)
10.361.901.077
16.104.663.849
12.924.892.234
17.253.751.946
23.179.189.217
18,97%
6.307.078.667
7.751.089.539
5.020.188.664
9.522.622.737
14.540.361.167
11,90%
9.790.097.037
10.116.346.372
9.245.131.849
11.205.515.350
13.234.016.875
10,83%
8.989.417.392
10.942.504.762
8.701.120.873
10.840.032.116
13.191.710.376
10,80%
6.973.615.868
7.677.048.360
7.899.592.376
9.254.562.524
9.536.135.712
7,80%
6.144.869.624
5.654.641.020
4.241.502.488
6.505.973.111
7.500.962.497
6,14%
4.562.315.320
3.821.506.074
3.168.301.075
4.577.664.111
6.119.906.261
5,01%
4.440.493.818
5.219.621.885
4.272.376.637
5.708.164.342
5.769.378.283
4,72%
2.515.635.181
3.202.403.226
2.569.307.210
3.219.558.339
4.505.240.017
3,69%
4.475.306.742
4.200.212.367
3.441.452.072
4.280.345.672
4.474.988.094
3,66%
1.879.391.773
2.089.036.069
1.888.082.911
2.665.634.728
3.450.898.952
2,82%
2.145.996.357
2.388.216.931
2.004.626.345
2.657.943.780
2.995.110.990
2,45%
865.715.508
1.042.115.295
1.160.013.004
1.417.404.497
2.520.059.405
2,06%
398.310.524
852.577.028
654.870.718
925.326.641
1.978.291.164
1,62%
1.001.987.313
1.140.825.439
994.446.396
1.216.938.046
1.429.411.911
1,17%
688.702.575
742.351.443
673.212.245
894.894.542
1.000.753.315
0,82%
858.563.024
878.376.933
734.103.741
901.381.338
952.623.900
0,78%
522.214.250
694.156.209
498.183.870
736.106.806
920.720.995
0,75%
881.888.757
881.388.503
538.917.104
790.252.173
893.452.396
0,73%
367.986.903
435.121.378
502.061.688
598.860.694
648.437.318
0,53%
313.905.015
393.511.816
423.641.237
557.864.036
546.572.007
0,45%
324.599.743
433.402.709
248.004.394
344.544.180
504.033.782
0,41%
211.880.957
255.328.237
257.224.001
360.442.018
438.140.751
0,36%
219.730.848
221.350.731
225.484.811
295.366.789
361.101.284
0,30%
137.873.395
174.502.986
197.220.287
269.790.385
349.090.073
0,29%
125.037.696
204.468.302
210.078.474
253.512.494
296.184.669
0,24%
148.553.112
193.978.498
143.940.963
198.982.243
242.295.236
0,20%
193.250.034
187.142.474
173.658.747
183.371.019
224.681.194
0,18%
360.673.162
280.953.416
201.134.406
195.057.949
208.012.240
0,17%
217.555.419
170.198.567
169.376.386
112.195.859
123.001.904
0,10%
36.280.789
44.455.510
53.693.671
71.015.951
53.965.165
0,04%
                                                                                     
Berikut data perkembangan Impor Indonesia dari Tahun 2007 s.d 2011
Perkembangan Impor Indonesia Berdasarkan Sektor (Dalam US$)

Sektor
2007
2008
2009
2010
2011
Peran
Th. 2011 (%)
I. MIGAS
21.932.822.586
30.552.897.785
18.980.746.908
27.412.657.296
40.701.517.299
22,94%
    1. Minyak Mentah
9.056.877.662
10.061.498.596
7.362.204.375
8.531.249.355
11.154.455.409
6,29%
    2. Hasil Minyak
12.786.712.056
20.230.830.805
11.129.400.025
18.018.190.027
28.134.582.256
15,86%
    3. Gas
89.232.868
260.568.384
489.142.508
863.217.914
1.412.479.634
0,80%
II. NON MIGAS
52.540.607.532
98.644.408.439
77.848.498.073
108.250.626.752
136.734.038.437
77,06%
    1. Pertanian
3.890.000.552
5.609.921.088
4.752.402.634
6.187.938.604
9.395.793.894
5,30%
    2. Industri
48.085.489.007
91.802.724.139
72.398.087.944
101.115.406.556
126.099.549.960
71,07%
    3. Tambang
554.816.714
1.221.659.885
687.842.719
934.618.593
1.228.726.265
0,69%
    4. Lainnya
10.301.259
10.103.327
10.164.776
12.662.999
9.968.318
0,01%
TOTAL
74.473.430.118
129.197.306.224
96.829.244.981
135.663.284.048
177.435.555.736
100,00%
Peran Impor Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Impor Hasil Industri
(Dalam US$)

Kelompok Hasil Industri
Peran
Th. 2011 (%)
20.500.729.703
39.924.820.685
31.683.821.523
43.218.634.765
52.471.706.272
41,61%
4.005.484.355
13.447.758.863
10.496.709.385
14.176.235.334
16.116.570.142
12,78%
7.105.086.371
10.554.556.399
8.095.115.825
11.431.491.532
15.413.280.076
12,22%
3.562.957.959
3.089.897.031
2.810.632.338
4.514.181.418
6.851.930.686
5,43%
1.192.047.638
3.902.166.682
3.396.922.765
5.031.223.893
6.735.213.076
5,34%
1.115.923.248
2.460.486.600
2.105.815.324
3.142.833.713
3.769.056.352
2,99%
1.692.597.906
2.518.492.310
1.883.208.172
2.731.779.581
3.262.647.857
2,59%
793.537.930
2.548.704.235
929.140.982
1.509.190.285
2.706.978.092
2,15%
1.342.937.451
1.917.008.029
1.661.883.144
2.199.293.110
2.592.292.795
2,06%
1.149.492.286
1.741.634.889
1.679.128.576
1.871.564.362
2.220.456.925
1,76%
871.486.684
1.678.715.686
1.027.136.208
1.822.079.357
2.195.096.443
1,74%
830.797.079
1.274.371.666
894.596.079
1.398.162.621
1.936.647.716
1,54%
526.536.075
1.155.442.989
1.034.028.601
1.525.087.446
1.860.277.638
1,48%
539.006.672
899.448.911
765.147.776
1.090.427.101
1.388.319.360
1,10%
605.056.038
673.936.742
702.685.096
872.837.421
972.221.416
0,77%
221.837.181
567.462.140
415.336.326
707.339.676
967.237.790
0,77%
336.540.013
642.887.683
453.554.712
689.586.778
872.237.834
0,69%
274.386.416
515.628.012
433.918.457
627.923.811
690.560.599
0,55%
282.374.921
381.432.072
269.876.296
367.784.594
483.461.270
0,38%
184.381.916
355.175.557
244.635.411
364.023.263
462.452.087
0,37%
233.313.811
321.325.443
302.762.624
381.760.908
444.137.516
0,35%
183.504.322
243.348.122
214.934.244
289.348.832
392.580.639
0,31%
252.051.926
312.539.986
300.205.500
352.596.551
359.959.724
0,29%
65.811.569
313.159.823
230.368.601
271.058.782
302.987.288
0,24%
99.321.057
135.376.029
146.088.429
188.878.550
227.347.810
0,18%
24.655.713
72.714.106
62.116.310
113.635.011
149.330.119
0,12%
35.508.373
62.330.855
65.871.397
98.428.004
109.462.889
0,09%
26.858.044
49.848.046
37.294.277
59.437.742
73.673.778
0,06%
18.280.609
25.617.837
37.155.075
40.839.641
38.451.889
0,03%
12.618.215
15.772.893
17.292.162
27.118.414
31.904.136
0,03%
367.526
663.818
706.329
624.060
1.069.746
0,00%

Kesimpulan

Ekspor impor adalah suatu transaksi menjual dan membeli barang yang dilakukan oleh dua atau lebih negara untuk mendapatkan barang-barang yang diperlukan di negara yang bersangkutan.
1)   Manfaat perdagangan ekspor impor:
(1) Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
(2) Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa.
(3) Meningkatkan perekonomian rakyat.
(4) Mendorong berkembangnya kegiatan industri.
(5) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri.
(6) Memperluas pasar dan menambah keuntunganTransfer teknologi modern.
2)  Perkembangan ekspor impor merupakan faktor penentu dalam menentukan roda perekonomian di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam perdagangan internasional.
3)  Nilai ekspor memang menunjukkan peningkatan namun tidak dibarengi dengan kenaikan produksi, sebab tidak mengangkat volume ekspor yang cukup signifikan. Konsekuensinya, naik turunnya nilai ekspor sangat tergantung pada fluktuasi harga komoditas di pasar dunia. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk. Berbagai masalah yang muncul dapat mempengaruhi perkembangan ekspor impor yang ada. Namun dengan adanya faktor-faktor pendorong, kegiatan ekspor impor akan tetap berjalan dengan memperkecil masalah-masalah yang nantinya dihadapi.
4) Dengan adanya kebijakan-kebijakan yang diupayakan pemerintah dalam kegiatan ekspor impor di Indonesia maka seiring waktu, ekspor impor akan semakin menuju target dari tujuan-tujuan negara Indonesia.



Daftar Pustaka
Ahmeth, Adie. 2010. Makalah Dampak Globalisasi Terhadap Terekonomian. (Online), (http://om Adie ahmeth.blogspot.com, diakses pada tanggal 15 April 2011).
Amir. 2001. Korespodensi Bisnis Ekspor Impor, Jakarta: PPM.
Djauhari Ahsar, Amirullah. 2002. Teori dan Praktek Ekspor Impor, Yogja: Graha Ilmu.
Fernando, Youbil. 2010. Ekspor Impor Indonesia. (Online), ( http://www.makalah ekspor-impor-indonesia.html, diakses pada tanggal 18 April 2011).
Hutabarat, Roselyne. 1989. Transaksi Ekspor Impor, Jakarta: Erlangga.
Krugman, Paul dan Maurice Obstfeld. 2003. Ekonomi Internasional, Jakarta: PT Raja Grafindo      Persada.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

1 Response to "Artikel Bisnis - Kontribusi Ekspor Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia"

  1. gamallsabina says:
    26 Februari 2022 pukul 12.49

    Casino, hotels and more - Goyang
    Located in the heart 승인전화없는 사이트 of Asia, 블랙잭 the Casino Hotel is a modern oasis in which you will find an bet365 es infinite number of options. 룰렛 배팅 Here is a complete 365 벳 list of the hotel

Posting Komentar