Artikel Bisnis - Kontribusi Ekspor Impor Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Abstrak
Pada mulanya hubungan perdagangan
hanya terbatas pada satu wilayah Negara yang tertentu, tetapi dengan semakin
berkembangnya arus perdagangan maka hubungan dagang tersebut tidak hanya
dilakukan antara para pengusaha dalam satu wilayah negara saja, tetapi juga
dengan para pedagang dari negara lain, tidak terkecuali Indonesia. Bahkan
hubungan-hubungan dagang tersebut semakin beraneka ragam, termasuk cara
pembayarannya. Kegiatan ekspor impor didasari oleh kondisi bahwa tidak ada
suatu Negara yang benar-benar mandiri karena satu sama lain saling membutuhkan
dan saling mengisi. Setiap Negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik
sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan struktur
sosial. Perbedaan tersebut menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan,
komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk. secara langsung atau tidak langsung
membutuhkan pelaksanaan pertukaran barang dan
atau jasa antara satu negara dengan negara lainnya. Maka dari itu antara
negara-negara yang terdapat didunia perlu terjalin suatu hubungan perdagangan
untuk memenuhi kebutuhan tiap-tiap negara tersebut. Transakasi perdagangan internasional yang lebih dikenal dengan
istilah ekspor impor, pada hakikatnya adalah suatu transaksi sederhana yang tidak
lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat
tinggal atau berdomisili dinegara-negara yang berbeda. Namun dalam pertukaran
barang dan jasa yang menyeberangi laut ataupun darat ini tidak jarang timbul
berbagai masalah yang kompleks antara para pengusaha yang mempunyai bahasa,
kebudayaan, adat istiadat, dan cara yang
berbeda-beda.
Kata Kunci : Perdagangan
Internasional, ekspor impor, perkembangan perekonomian
Abstract
At first the trade relationship is
limited to one particular territory, but with the
development of trade flows, the trade relationship is not only conducted between employers in the region of the country, but also with traders from other countries, including Indonesia. Even trade relations are increasingly diverse, including the method of payment. Import-export activities based on the condition that there is not a country that truly independent because they need each other to each other and complement each other. Each state has different characteristics, both natural resources, climate, geography, demographics, economic structure and social structure. These differences lead to differences in the commodities produced, the cost of the required composition, quality and quantity of the product. directly or indirectly require the implementation of the exchange of goods and services from one country to another. Therefore among the countries that are in the world needs to established a relationship of trade to meet the needs of each country. International trade trades better known as export and import, is essentially a simple transaction that is not more than buying and selling of goods between entrepreneurs residing or domiciled in countries different. However, in the exchange of goods and services across the sea or land is not uncommon to complex problems arise between employers who have language, culture, customs, and different ways
development of trade flows, the trade relationship is not only conducted between employers in the region of the country, but also with traders from other countries, including Indonesia. Even trade relations are increasingly diverse, including the method of payment. Import-export activities based on the condition that there is not a country that truly independent because they need each other to each other and complement each other. Each state has different characteristics, both natural resources, climate, geography, demographics, economic structure and social structure. These differences lead to differences in the commodities produced, the cost of the required composition, quality and quantity of the product. directly or indirectly require the implementation of the exchange of goods and services from one country to another. Therefore among the countries that are in the world needs to established a relationship of trade to meet the needs of each country. International trade trades better known as export and import, is essentially a simple transaction that is not more than buying and selling of goods between entrepreneurs residing or domiciled in countries different. However, in the exchange of goods and services across the sea or land is not uncommon to complex problems arise between employers who have language, culture, customs, and different ways
Keywords: International Trade, import
export, economic development
Pendahuluan
Setiap
negara memiliki sumber daya alam yang berbeda-beda satu sama lain yang tidak
terdapat di negara lain. Suatu negara akan membutuhkan komoditi yang
tidak tersedia di negaranya tetapi tersedia di negara lain, maka negara
tersebut akan melakukan perdagangan atau pertukaran komoditi dengan negara
lain. Terjadilah kegiatan ekspor dan impor tiap negara.
“Perdagangan
internasional ekspor impor adalah kegiatan yang dijalankan eksportir maupun
produsen eksportir dalam transaksi jual beli suatu komoditi dengan orang asing,
bangsa asing, dan negara asing. Kemudian penjual dan pembeli yang lazim disebut
eksportir dan importir melakukan pembayaran dengan valuta asing” Amir (2001:1).
Melimpahnya
kekayaan alam di negeri ini menyambut peluang bisnis berskala internasional.
Dengan segudang hasil panen, Indonesia mampu mengekspor beberapa bahan pangan
maupun bahan produksi, seperti kayu atau hasil hutan lain. Kegiatan ekspor
impor ini dijadikan salah satu solusi yang dipilih agar kebutuhan
masyarakat dapat terpenuhi. Maraknya barang impor memberikan jawaban atas
kebutuhan masyarakat Indonesia yang belum diproduksi di negeri sendiri.
Terbatasnya
persediaan disuatu negara, kegiatan impor pun digagas. Kegiatan ekspor impor
juga dapat menumbuhkan hubungan harmonis antarbangsa. Dengan perdagangan
internasional ini, banyak pihak dilibatkan dan sama-sama mendapat keuntungan.
Baik keuntungan hasil jual maupun keuntungan atas pemenuhan kebutuhan. Ekspor
impor juga merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang besar pengaruhnya bagi
para pebisnis.
Pengutamaan
ekspor bagi Indonesia sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor
menjadi perhatian dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya
strategi industrialisasi dari penekanan pada industri substitusi impor ke
industri promosi ekspor. Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau
konsumen luar negeri membeli barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat
lazim. Persaingan sangat tajam antarberbagai produk. Selain harga,kualitas atau
mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.
Permasalahan
Penyebab krisis ekonomi
menurut identifikasi para pakar, adalah sebagai berikut:
1) Fenomena
productivity gap (kesenjangan produktifitas) yang erat berkaitan dengan
lemahnya alokasi aset ataupun faktor-faktor produksi.
2) Fenomena
diequilibrium trap (jebakan ketidak seimbangan) yang berkaitan dengan
ketidakseimbanagan struktur antarsektor produksi.
3) Fenomena
loan addiction ( ketergantungan pada hutang luar negeri) yang berhubungan
dengan perilaku para pelaku bisnis yang cenderung memobilisasi dana dalam
bentuk mata uang asing (foreign currency).
Dampak krisis ekonomi
bagi Indonesia:
Pada Juni 1997, Indonesia
terlihat jauh dari krisis. Tidak seperti Thailand, Indonesia memiliki inflasi
yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta dolar, persediaan mata
uang luar yang besar, lebih dari 20 milyar dolar, dan sektor bank yang baik.
Tapi banyak perusahaan
Indonesia banyak meminjam dolar AS. Di tahun berikut, ketika rupiah menguat
terhadap dolar, praktisi ini telah bekerja baik untuk perusahaan
tersebut, level efektifitas hutang dan biaya finansial telah berkurang
pada saat harga mata uang lokal meningkat.
Pada Juli, Thailand megambangkan
baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8% ke 12%.
Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada 14 Agustus 1997, pertukaran
floating teratur ditukar dengan pertukaran floating bebas. Rupiah jatuh lebih
dalam. IMF datang dengan paket bantuan 23 milyar dolar, tapi rupiah jatuh lebih
dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah,
permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik
terendah pada bulan Septemer. Moody’s menurunkan hutang jangka panjang
Indonesia menjadi junk bond.
Meskipun krisis rupiah
dimulai pada Juli dan Agustus, krisis ini menguat pada November ketika efek
dari devaluasi di musim panas muncul di neraca perusahaan. Perusahaan yang
meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan
oleh penurunan rupiah, dan banyak yang bereaksi dengan membeli dolar, yaitu
dengan cara menjual rupiah, dan menurunkan harga rupiah lebih jauh
lagi.
Masalah pasar Asean-China
dalam kerangka Asean China Free Trade Agreement(ACFTA)
juga menjadi problem yang cukup kompleks. Karena produk hilir Indonesia tidak
mampu bersaing hadapi produk asal China. Sedangkan andalan Indonesia di pasar
bebas Asean-China tersebut lebih pada komoditas primer seperti minyak sawit mentah
(crude palm oil/CPO), karet, dan batu bara. Dengan demikian pasar
domestik akan kebanjiran barang China dan komoditas dari negara Asean
lainnya. Implementasi ACFTA bisa menjadi bumerang jika banjirnyaconsumer
goods semakin tak tertahankan.
Faktor pendorong suatu
negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut:
· Untuk
memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri.
· Keinginan
memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara.
· Adanya
perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah
sumber daya ekonomi.
· Adanya
kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk
tersebut.
· Adanya
perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan
jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi.
· Adanya
kesamaan selera terhadap suatu barang.
· Keinginan
membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
· Terjadinya
era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
Pembahasan
Pengutamaan ekspor bagi Indonesia sudah
digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian dalam
memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi industrialisasi
dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi ekspor.
Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri membeli
barang domestik, menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat tajam
antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi faktor
penentu daya saing suatu produk. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia
Januari-Oktober 2008 mencapai USD118,43 miliar atau meningkat 26,92% dibanding
periode yang sama tahun 2007, sementara ekspor nonmigas mencapai USD92,26
miliar atau meningkat 21,63%. Sementara itu menurut sektor, ekspor hasil
pertanian, industri, serta hasil tambang dan lainnya pada periode tersebut
meningkat masing-masing 34,65%, 21,04%, dan 21,57% dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya.
Adapun selama periode ini pula, ekspor dari
10 golongan barang memberikan kontribusi 58,8% terhadap total ekspor nonmigas.
Kesepuluh golongan tersebut adalah, lemak dan minyak hewan nabati, bahan bakar
mineral, mesin atau peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin-mesin
atau pesawat mekanik. Kemudian ada pula bijih, kerak, dan abu logam, kertas
atau karton, pakaian jadi bukan rajutan, kayu dan barang dari kayu, serta
timah.
Selama periode Januari-Oktober 2008, ekspor
dari 10 golongan barang tersebut memberikan kontribusi sebesar 58,80% terhadap
total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang
tersebut meningkat 27,71% terhadap periode yang sama tahun 2007. Sementara itu,
peranan ekspor nonmigas di luar 10 golongan barang pada Januari-Oktober 2008
sebesar 41,20%.
Peranan dan perkembangan ekspor nonmigas
Indonesia menurut sektor untuk periode Januari-Oktober tahun 2008 dibanding
tahun 2007 dapat dilihat pada. Ekspor produk pertanian, produk industri serta
produk pertambangan dan lainnya masing-masing meningkat 34,65%, 21,04%, dan
21,57%.
Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor
keseluruhan Januari-Oktober 2008, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar
64,13%, sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,31%, dan
kontribusi ekspor produk pertambangan adalah sebesar 10,46%, sementara
kontribusi ekspor migas adalah sebesar 22,10%.
Secara keseluruhan kondisi ekspor Indonesia
membaik dan meningkat, tak dipungkiri semenjak terjadinya krisis finansial
global, kondisi ekspor Indonesia semakin menurun. Ekspor per September yang
sempat mengalami penurunan 2,15% atau menjadi USD12,23 miliar bila dibandingkan
dengan Agustus 2008. Namun, dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sebesar
28,53%.
Keadaan impor di Indonesia tak selamanya
dinilai bagus, sebab menurut golongan penggunaan barang, peranan impor untuk
barang konsumsi dan bahan baku selama Oktober 2008 mengalami penurunan
dibanding bulan sebelumnya yaitu masing-masing dari 6,77% dan 75,65% menjadi
5,99% dan 74,89%. Sedangkan peranan impor barang modal meningkat dari
17,58% menjadi 19,12%. Impor Indonesia dari ASEAN mencapai 23,22 %
dan dari Uni Eropa 10,37%.
Berikut
data perkembangan Ekspor Indonesia dari Tahun 2007 s.d 2011
Perkembangan
Ekspor Indonesia Berdasarkan Sektor
(Dalam
US$)
Sektor
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Peran
Th. 2011 (%) |
I. MIGAS
|
22.088.567.876
|
29.126.274.355
|
19.018.296.911
|
28.039.599.534
|
41.477.035.636
|
20,38%
|
1. Minyak Mentah
|
9.226.036.450
|
12.418.743.646
|
7.820.256.578
|
10.402.867.668
|
13.828.677.857
|
6,80%
|
2. Hasil Minyak
|
2.878.751.078
|
3.547.001.209
|
2.262.327.715
|
3.967.277.194
|
4.776.854.837
|
2,35%
|
3. Gas
|
9.983.780.348
|
13.160.529.500
|
8.935.712.618
|
13.669.454.672
|
22.871.502.942
|
11,24%
|
II. NON MIGAS
|
92.012.322.875
|
107.894.150.047
|
97.491.729.170
|
129.739.503.936
|
162.019.584.424
|
79,62%
|
1. Pertanian
|
3.657.784.654
|
4.584.576.851
|
4.352.754.318
|
5.001.899.002
|
5.165.793.669
|
2,54%
|
2. Industri
|
76.460.827.880
|
88.393.495.928
|
73.435.840.877
|
98.015.076.416
|
122.188.727.150
|
60,04%
|
3. Tambang
|
11.884.904.619
|
14.906.165.178
|
19.692.338.644
|
26.712.581.107
|
34.652.027.382
|
17,03%
|
4. Lainnya
|
8.805.722
|
9.912.090
|
10.795.331
|
9.947.411
|
13.036.223
|
0,01%
|
TOTAL
|
114.100.890.751
|
137.020.424.402
|
116.510.026.081
|
157.779.103.470
|
203.496.620.060
|
100,00%
|
Peran
Ekspor Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Ekspor Hasil Industri
(Dalam
US$)
Kelompok
Hasil Industri
|
2007
|
Peran
Th. 2011 (%) |
||||
10.361.901.077
|
16.104.663.849
|
12.924.892.234
|
17.253.751.946
|
23.179.189.217
|
18,97%
|
|
6.307.078.667
|
7.751.089.539
|
5.020.188.664
|
9.522.622.737
|
14.540.361.167
|
11,90%
|
|
9.790.097.037
|
10.116.346.372
|
9.245.131.849
|
11.205.515.350
|
13.234.016.875
|
10,83%
|
|
8.989.417.392
|
10.942.504.762
|
8.701.120.873
|
10.840.032.116
|
13.191.710.376
|
10,80%
|
|
6.973.615.868
|
7.677.048.360
|
7.899.592.376
|
9.254.562.524
|
9.536.135.712
|
7,80%
|
|
6.144.869.624
|
5.654.641.020
|
4.241.502.488
|
6.505.973.111
|
7.500.962.497
|
6,14%
|
|
4.562.315.320
|
3.821.506.074
|
3.168.301.075
|
4.577.664.111
|
6.119.906.261
|
5,01%
|
|
4.440.493.818
|
5.219.621.885
|
4.272.376.637
|
5.708.164.342
|
5.769.378.283
|
4,72%
|
|
2.515.635.181
|
3.202.403.226
|
2.569.307.210
|
3.219.558.339
|
4.505.240.017
|
3,69%
|
|
4.475.306.742
|
4.200.212.367
|
3.441.452.072
|
4.280.345.672
|
4.474.988.094
|
3,66%
|
|
1.879.391.773
|
2.089.036.069
|
1.888.082.911
|
2.665.634.728
|
3.450.898.952
|
2,82%
|
|
2.145.996.357
|
2.388.216.931
|
2.004.626.345
|
2.657.943.780
|
2.995.110.990
|
2,45%
|
|
865.715.508
|
1.042.115.295
|
1.160.013.004
|
1.417.404.497
|
2.520.059.405
|
2,06%
|
|
398.310.524
|
852.577.028
|
654.870.718
|
925.326.641
|
1.978.291.164
|
1,62%
|
|
1.001.987.313
|
1.140.825.439
|
994.446.396
|
1.216.938.046
|
1.429.411.911
|
1,17%
|
|
688.702.575
|
742.351.443
|
673.212.245
|
894.894.542
|
1.000.753.315
|
0,82%
|
|
858.563.024
|
878.376.933
|
734.103.741
|
901.381.338
|
952.623.900
|
0,78%
|
|
522.214.250
|
694.156.209
|
498.183.870
|
736.106.806
|
920.720.995
|
0,75%
|
|
881.888.757
|
881.388.503
|
538.917.104
|
790.252.173
|
893.452.396
|
0,73%
|
|
367.986.903
|
435.121.378
|
502.061.688
|
598.860.694
|
648.437.318
|
0,53%
|
|
313.905.015
|
393.511.816
|
423.641.237
|
557.864.036
|
546.572.007
|
0,45%
|
|
324.599.743
|
433.402.709
|
248.004.394
|
344.544.180
|
504.033.782
|
0,41%
|
|
211.880.957
|
255.328.237
|
257.224.001
|
360.442.018
|
438.140.751
|
0,36%
|
|
219.730.848
|
221.350.731
|
225.484.811
|
295.366.789
|
361.101.284
|
0,30%
|
|
137.873.395
|
174.502.986
|
197.220.287
|
269.790.385
|
349.090.073
|
0,29%
|
|
125.037.696
|
204.468.302
|
210.078.474
|
253.512.494
|
296.184.669
|
0,24%
|
|
148.553.112
|
193.978.498
|
143.940.963
|
198.982.243
|
242.295.236
|
0,20%
|
|
193.250.034
|
187.142.474
|
173.658.747
|
183.371.019
|
224.681.194
|
0,18%
|
|
360.673.162
|
280.953.416
|
201.134.406
|
195.057.949
|
208.012.240
|
0,17%
|
|
217.555.419
|
170.198.567
|
169.376.386
|
112.195.859
|
123.001.904
|
0,10%
|
|
36.280.789
|
44.455.510
|
53.693.671
|
71.015.951
|
53.965.165
|
0,04%
|
Berikut
data perkembangan Impor Indonesia dari Tahun 2007 s.d 2011
Perkembangan
Impor Indonesia Berdasarkan Sektor (Dalam US$)
Sektor
|
2007
|
2008
|
2009
|
2010
|
2011
|
Peran
Th. 2011 (%) |
I. MIGAS
|
21.932.822.586
|
30.552.897.785
|
18.980.746.908
|
27.412.657.296
|
40.701.517.299
|
22,94%
|
1. Minyak Mentah
|
9.056.877.662
|
10.061.498.596
|
7.362.204.375
|
8.531.249.355
|
11.154.455.409
|
6,29%
|
2. Hasil Minyak
|
12.786.712.056
|
20.230.830.805
|
11.129.400.025
|
18.018.190.027
|
28.134.582.256
|
15,86%
|
3. Gas
|
89.232.868
|
260.568.384
|
489.142.508
|
863.217.914
|
1.412.479.634
|
0,80%
|
II. NON MIGAS
|
52.540.607.532
|
98.644.408.439
|
77.848.498.073
|
108.250.626.752
|
136.734.038.437
|
77,06%
|
1. Pertanian
|
3.890.000.552
|
5.609.921.088
|
4.752.402.634
|
6.187.938.604
|
9.395.793.894
|
5,30%
|
2. Industri
|
48.085.489.007
|
91.802.724.139
|
72.398.087.944
|
101.115.406.556
|
126.099.549.960
|
71,07%
|
3. Tambang
|
554.816.714
|
1.221.659.885
|
687.842.719
|
934.618.593
|
1.228.726.265
|
0,69%
|
4. Lainnya
|
10.301.259
|
10.103.327
|
10.164.776
|
12.662.999
|
9.968.318
|
0,01%
|
TOTAL
|
74.473.430.118
|
129.197.306.224
|
96.829.244.981
|
135.663.284.048
|
177.435.555.736
|
100,00%
|
Peran
Impor Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Impor Hasil Industri
(Dalam
US$)
Kelompok
Hasil Industri
|
Peran
Th. 2011 (%) |
|||||
20.500.729.703
|
39.924.820.685
|
31.683.821.523
|
43.218.634.765
|
52.471.706.272
|
41,61%
|
|
4.005.484.355
|
13.447.758.863
|
10.496.709.385
|
14.176.235.334
|
16.116.570.142
|
12,78%
|
|
7.105.086.371
|
10.554.556.399
|
8.095.115.825
|
11.431.491.532
|
15.413.280.076
|
12,22%
|
|
3.562.957.959
|
3.089.897.031
|
2.810.632.338
|
4.514.181.418
|
6.851.930.686
|
5,43%
|
|
1.192.047.638
|
3.902.166.682
|
3.396.922.765
|
5.031.223.893
|
6.735.213.076
|
5,34%
|
|
1.115.923.248
|
2.460.486.600
|
2.105.815.324
|
3.142.833.713
|
3.769.056.352
|
2,99%
|
|
1.692.597.906
|
2.518.492.310
|
1.883.208.172
|
2.731.779.581
|
3.262.647.857
|
2,59%
|
|
793.537.930
|
2.548.704.235
|
929.140.982
|
1.509.190.285
|
2.706.978.092
|
2,15%
|
|
1.342.937.451
|
1.917.008.029
|
1.661.883.144
|
2.199.293.110
|
2.592.292.795
|
2,06%
|
|
1.149.492.286
|
1.741.634.889
|
1.679.128.576
|
1.871.564.362
|
2.220.456.925
|
1,76%
|
|
871.486.684
|
1.678.715.686
|
1.027.136.208
|
1.822.079.357
|
2.195.096.443
|
1,74%
|
|
830.797.079
|
1.274.371.666
|
894.596.079
|
1.398.162.621
|
1.936.647.716
|
1,54%
|
|
526.536.075
|
1.155.442.989
|
1.034.028.601
|
1.525.087.446
|
1.860.277.638
|
1,48%
|
|
539.006.672
|
899.448.911
|
765.147.776
|
1.090.427.101
|
1.388.319.360
|
1,10%
|
|
605.056.038
|
673.936.742
|
702.685.096
|
872.837.421
|
972.221.416
|
0,77%
|
|
221.837.181
|
567.462.140
|
415.336.326
|
707.339.676
|
967.237.790
|
0,77%
|
|
336.540.013
|
642.887.683
|
453.554.712
|
689.586.778
|
872.237.834
|
0,69%
|
|
274.386.416
|
515.628.012
|
433.918.457
|
627.923.811
|
690.560.599
|
0,55%
|
|
282.374.921
|
381.432.072
|
269.876.296
|
367.784.594
|
483.461.270
|
0,38%
|
|
184.381.916
|
355.175.557
|
244.635.411
|
364.023.263
|
462.452.087
|
0,37%
|
|
233.313.811
|
321.325.443
|
302.762.624
|
381.760.908
|
444.137.516
|
0,35%
|
|
183.504.322
|
243.348.122
|
214.934.244
|
289.348.832
|
392.580.639
|
0,31%
|
|
252.051.926
|
312.539.986
|
300.205.500
|
352.596.551
|
359.959.724
|
0,29%
|
|
65.811.569
|
313.159.823
|
230.368.601
|
271.058.782
|
302.987.288
|
0,24%
|
|
99.321.057
|
135.376.029
|
146.088.429
|
188.878.550
|
227.347.810
|
0,18%
|
|
24.655.713
|
72.714.106
|
62.116.310
|
113.635.011
|
149.330.119
|
0,12%
|
|
35.508.373
|
62.330.855
|
65.871.397
|
98.428.004
|
109.462.889
|
0,09%
|
|
26.858.044
|
49.848.046
|
37.294.277
|
59.437.742
|
73.673.778
|
0,06%
|
|
18.280.609
|
25.617.837
|
37.155.075
|
40.839.641
|
38.451.889
|
0,03%
|
|
12.618.215
|
15.772.893
|
17.292.162
|
27.118.414
|
31.904.136
|
0,03%
|
|
367.526
|
663.818
|
706.329
|
624.060
|
1.069.746
|
0,00%
|
Kesimpulan
Ekspor impor adalah suatu transaksi menjual dan membeli
barang yang dilakukan oleh dua atau lebih negara untuk mendapatkan
barang-barang yang diperlukan di negara yang bersangkutan.
1) Manfaat perdagangan ekspor impor:
(1) Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
(2) Pendapatan negara akan bertambah karena adanya
devisa.
(3) Meningkatkan perekonomian rakyat.
(4) Mendorong berkembangnya kegiatan industri.
(5) Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di
negeri sendiri.
(6) Memperluas pasar dan menambah keuntunganTransfer
teknologi modern.
2) Perkembangan ekspor impor merupakan faktor
penentu dalam menentukan roda perekonomian di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
sebagai negara yang sangat kaya raya dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif
terlibat dalam perdagangan internasional.
3) Nilai ekspor memang menunjukkan peningkatan
namun tidak dibarengi dengan kenaikan produksi, sebab tidak mengangkat volume
ekspor yang cukup signifikan. Konsekuensinya, naik turunnya nilai ekspor sangat
tergantung pada fluktuasi harga komoditas di pasar dunia. Selain harga,
kualitas atau mutu barang menjadi faktor penentu daya saing suatu produk.
Berbagai masalah yang muncul dapat mempengaruhi perkembangan ekspor impor yang
ada. Namun dengan adanya faktor-faktor pendorong, kegiatan ekspor impor akan
tetap berjalan dengan memperkecil masalah-masalah yang nantinya dihadapi.
4) Dengan adanya kebijakan-kebijakan yang diupayakan
pemerintah dalam kegiatan ekspor impor di Indonesia maka seiring waktu, ekspor
impor akan semakin menuju target dari tujuan-tujuan negara Indonesia.
Daftar
Pustaka
Ahmeth, Adie. 2010. Makalah Dampak Globalisasi
Terhadap Terekonomian. (Online), (http://om Adie ahmeth.blogspot.com,
diakses pada tanggal 15 April 2011).
Amir. 2001. Korespodensi Bisnis Ekspor Impor,
Jakarta: PPM.
Djauhari Ahsar, Amirullah. 2002. Teori dan
Praktek Ekspor Impor, Yogja: Graha Ilmu.
Fernando, Youbil. 2010. Ekspor Impor Indonesia. (Online), ( http://www.makalah
ekspor-impor-indonesia.html, diakses pada tanggal 18 April 2011).
Hutabarat, Roselyne. 1989. Transaksi Ekspor Impor,
Jakarta: Erlangga.
Krugman, Paul dan Maurice Obstfeld. 2003. Ekonomi
Internasional, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
26 Februari 2022 pukul 12.49
Casino, hotels and more - Goyang
Located in the heart 승인전화없는 사이트 of Asia, 블랙잭 the Casino Hotel is a modern oasis in which you will find an bet365 es infinite number of options. 룰렛 배팅 Here is a complete 365 벳 list of the hotel