Siap Terjun dengan Karakter yang Luar Biasa
Lalu sebenarnya siapakah yang bertugas
dan berperan penting dalam menghadapi bonus demografi ini? Jawaban nya adalah
kita semua. Bukan hanya para struktural pemerintahan saja tetapi hal ini juga
merupakan tugas besar bagi kita, bangsa Indonesia, untuk mempersiapkan nya agar
adanya bonus tersebut tidak menjadi suatu hal yang sia-sia namun nyata pemanfaatannya
untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Saat ini yang dapat kita andalkan
untuk persiapan menghadapi bonus demografi adalah para pemuda karena Indonesia
memiliki bonus demografi penduduk usia produktif yang cukup banyak, disaat
negara lain kekurangan SDM muda.
Namun saat ini yang menjadi
hambatan negara kita dalam menghadapi bonus demografi ini adalah kualitas SDM
dari usia produktif. Seyogyanya dengan kualitas yang baik yang dimiliki oleh
SDM usia produktif akan menjadikan salah satu cara untuk mengatasi berbagai
macam bentuk ancaman dari bonus demografi ini tetapi faktanya kualitas SDM dari
usia produktif saat ini hanya menjadikan beban untuk kitta dalam menghadapi
bonus demografi kelak.
Masalah pengangguran dianggap sebagai salah satu hal yang
menghambat proses pembangunan sebuah negara.
Salah satu negara yang masih
dibelit oleh masalah sosial ini salah satunya adalah indonesia. Angka pengangguran
di tingkat masyarakat masih cukup tinggi. Meskipun oleh lembaga statistik
negara, selalu dinyatakan bahwa setiap tahun angka pengangguran cenderung
menurun.
Jumlah Pengangguran di Indonesia |
Menurut saya salah satu hal yang menyebabkan angka pengangguran di Indonesia masih terbilang cukup tinggi adalah kurangnya pemahaman dan bekal karakter yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Mungkin selama ini kita seringkali mengabaikan suatu karakter dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Yang kita prioritaskan dalam bekerja hanyalah skill saja. Padahal pada kenyataan nya karakter juga sangat mempengaruhi baik buruknya seseorang dalam bekerja.
Sistem Pembentukan Karakter |
Karakter, self talk, tindakan dan kebiasaan sudah menjadi suatu sistem. Seperti yang kita ketahui bahwa sistem merupakan kumpulan dari suatu komponen yang saling berkaitan atau mempengaruhi. Seseorang yang memiliki karakter yang baik akan memiliki kemampuan berbicara yang baik bukan hanya sekedar kemampuan berbicara nya saja namun ia akan selalu berusaha untuk membicarakan hal yang baik-baik saja. Dengan ucapan yang baik-baik pula akan membuat segala tindakan yang ia lakukan sesuai dengan aturan nya. Dia akan selalu melakukan hal yang bermanfaat. Dan tentunya tindakan yang ia lakukan akan menjadi suatu kebiasaan. Karena kebiasaan nya itu lahir dari karakter nya yang baik.
Pembentukan karakter sangat baik untuk dijadikan sebagai salah satu solusi dalam mengatasi masalah pengangguran dan bahkan menghadapi bonus demografi ini. Indikator ini memang sangat sulit untuk kita bisa lihat, karena sebuah karakter tidak ada tingkatan nya dan juga tidak bisa dilihat secara langsung. Kenapa indikator ini sangat penting bagi seseorang? Karena orang dengan karakter yang baik akan bisa menciptakan sebuah produktifitas yang baik pula dalam kehidupan sehari-harinya dan orang yang seperti ini sangat dibutuhkan bukan hanya perusahaan tetapi juga sebuah organisasi yang lebih besar seperti pemerintahan.
Salah satu bentuk dari pembentukan
karakter adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Jokowi yaitu
“Revolusi Mental”. Revolusi mental ini dikeluarkan karena terjadi pembobrokan
mental bangsa Indonesia khususnya mental para pemuda yang akan berperan penting
dalam menghadapi bonus demografi yang akan didapat oleh warga Indonesia pada
tahun 2025-2035. Apakah Revolusi mental ini akan menjadi salah satu solusi agar
kita khususnya para pemuda mampu memanfaatkan bonus demografi ini dengan baik?
Atau justru malah revolusi mental ini hanya menjadikan beban saja untuk kita
dalam menghadapi bonus demografi pada 5 tahun yang akan mendatang?
Menurut hemat saya, revolusi mental
adalah salah satu hal yang dapat membantu Indonesia dalam menghadapi bonus
demografi karena percuma kita memiliki kuantitas tapi tidak dibarengi dengan
kualitas. Indonesia harus berani berjalan di depan bukan hanya jadi pengikut.
Sekarang coba kita lihat, Indonesia sudah mengalami yang namanya disorientasi
mental, mental yang buruk sekarang udah lumrah-lumrah saja dipandang sama
masyarakat.
Jika memang kita mau mendapatkan
benefit yang lebih dari bonus demografi ini kita jangan membuat revolusi mental
ini menjadi beban. Lagipula dengan mental yang baik pada generasi produktif
justru akan menghasilkan benefit yang lebih juga buat Indonesia. Untuk apa kita
memiliki banyak sdm usia produktif kalau mereka tidak sesungguhnya produktif?
Feedback yang di dapat dari
revolusi mental tidak harus dari pemerintah saja. Kita bisa dapat feedback yang
lebih kalau kita bisa perbaiki mental. Secara fisik, dengan kita memiliki
mental yang baik, kita juga bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan
feedback nya kita akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Secara psikis,
dengan mental yang baik kita akan merasa lebih tenang tanpa ngerasa udah
berbuat salah.
Kalau kita hanya menunggu kebijakan
dari pemerintah yang banyak orang pikir “kerjanya lamban” kapan Indonesia akan
maju? Pada intinya kita harus belajar dan berani untuk menjadi leader bukan
hanya sekedar follower yang nunggu gerak-gerak pemerintah karena rakyat itu
bukan penonton.
Ditulis oleh:
Azmi Muthi Azzahra
41614010015
Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri
Universitas Mercu Buana
1 Juni 2015 pukul 04.07
Kemudian, Indonesia berada di tangan orang-orang hebat. :)
1 Juni 2015 pukul 06.18
angka pengangguran di indonesia khususnya semakin meningkat setiap tahunnya itu sebenarnya faktor apa ? apakah hanya dari masyarakat indonesia itu sendiri yang miskin akan karakter ? tidak juga, karena semakin tahun banyak kekayaan indonesia yang di renggut oleh tangan tangan orang asing ! apakah ini yang di namakan merdeka ? cobalah kepada pemerintah ciptakan lapangan pekerjaan bagi kami. bujuk para investor supaya bersedia investasi untuk mengolah hasil alam indonesia..
2 Juni 2015 pukul 08.50
Angka pengangguran dapat berkurang apabila pemerintah juga dapat campur tangan dalam mengatasi masalah tersebut.
3 Juni 2015 pukul 18.49
Salam mahasiswa! Indonesia Maju!!
3 Juni 2015 pukul 18.52
Dengan daya saing dan kualitas yang meningkat, maka perlu dilakukan pengembangan karakter guna menanamkan moral dan etika agar generasi penerus bangsa Indonesia dapat terhindar dari penyakit-penyakit moral, seperti hedonisme dan apatisme. Bukan hanya pemerintah, peran orang tua pun sangat besar dalam hal mendidik dan membina anaknya untuk dapat berpikir dan bertindak ke depannya dengan sewajarnya karena pada umumnya keluarga adalah “institusi” pendidikan pertama dalam kehidupan seorang anak.