Yuk... Peduli Tumbuhan Langka
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulawesi Utara melestarikan 114
jenis tumbuhan langka berusia tua dari ancaman kepunahan. Pelestarian
tanaman dilakukan dengan membuat Taman Keanekaragaman Hayati yang
didanai Kementerian Lingkungan Hidup.
Kepala
BPLH Sulut Olvie Ateng di Manado, Rabu (6/4/2011), mengatakan, konsep
dasar pengembangan taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) yakni
pelestarian dan penangkaran jenis-jenis tumbuhan langka, dilindungi,
asli, dan endemik Sulawesi.
Dikatakan, 114 jenis tum buhan ditemukan di Provinsi Sulawesi Utara
telah mendapat kritik dan direvisi dari pakar jenis tumbuhan lokal.
"Sementara itu, kriteria kelangkaan mengacu pada syarat IUCN
(International Union for Conservation of Nature) serta Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999," katanya.
Taman Keanekaragaman Hayati Sulut harus menjadi tempat untuk
merepresentasikan kekayaan hayati Sulawesi Utara. Kekayaan hayati yang
telah membentuk alam, budaya, dan tradisi Indonesia dari daerah ini.
John Tasirin, pakar lingkungan dan kehutanan di Manado, mengatakan, tumbuhan asli (native) jenis yang asal-muasalnya dari Sulawesi saat ini telah tersebar dan bernaturalisasi di kawasan biogeografi lain di dunia ini.
Jenis endemik Sulawesi yang distribusinya sangat terbatas secara alami
hanya ditemukan di Sulawesi.
"Contoh jenis tumbuhan endemik Sulawesi
Utara, yakni kayu hitam minahasa (Diospyros minahassae), meranti sulawesi (Vatica celebica), pala hutan minahasa (Myristica minahassae), bunga bangkai sulawesi (Amorphopallus plicatus)," katanya.
Menurut dia, terdapat 114 jenis tumbuhan langka dan terancam punah yang
bisa ditemukan di Sulawesi Utara yang juga dilindungi oleh peraturan
perundang-undangan di Indonesia.
Jenis-jenis tersebut antara lain kasturi (Mangifera casturi), kibatalia (Kibatali a wigmanii), tiga jenis eboni (salah satunya eboni sulawesi, Diospyros celebica), pala hutan (Myristica kjellbergii), dan tiga jenis pohon penghasil gaharu (salah satunya Aquilaria beccariana).
Jenis yang memiliki nilai etnobotani penting adalah yang memengaruhi
budaya dan menjadi bagian penting dalam membentuk tradisi dan
lingkungan. Jenis-jenis yang memiliki nilai etnobotani penting di
Sulawesi Utara termasuk yang berfungsi untuk obat-obatan seperti
karimenga (Acorus calamus), saketa (Jatropha curcas), sesewa nua (Clerodendrum fragrans), dan peling setang (Ixora celebica).
Di samping itu, masih banyak jenis tumbuhan lainnya yang telah
diabadikan sebagai nama desa, antara lain Mapanget, Wangurer, Teling,
Wanea, dan Bitung.
Sumber:
http://www.phylopop.com/2011/04/yuk-peduli-tumbuhan-langka.html
0 Response to "Yuk... Peduli Tumbuhan Langka "
Posting Komentar