Kombinasi Pola Berpikir dalam Berpikir Sistem
Jika membahas tentang berpikir sistem, sering orang menduga bahwa
berpikir sistem itu adalah sebuah pola berpikir baru yang revolusioner
yang berbeda dibandingkan dengan pola yang sudah ada. Ternyata pada
kenyataannya pola berpikir sistem adalah pola kombinasi dari berbagai
pola yang sudah ada. Lalu apa yang baru dong? Kombinasi yang pas
terhadap berbagai pola berpikir lainnya lah yang membuat pola berpikir
sistem itu berbeda.
Seperti nasi goreng, sebuah makanan khas Indonesia yang sedang
dipromosikan di dunia. Kombinasi yang pas akan menentukan rasa enak yang
kita dapatkan di warung favorit nasi goreng kita. Itupun masih ada
variasi-variasi hebat lainnya, seperti nasi goreng teri, trasi, seafood
dan jangan lupa .. spesial pake telor.
Jadi pola berpikir apa saja yang minimal ada dalam berpikir sistem?
Menurut Barry Richmond, sebenarnya ada 7 Essential Thinking Skills untuk
dikombinasikan menjadi berpikir sistem: dynamic thinking,
systems-as-cause thinking, forest thinking, operational thinking,
closed-loop thinking, quantitative thinking dan scientific thinking.
Namun penulis akan menyederhanakan 3 thinking pertama dynamic thinking,
systems-as-cause thinking, dan forest thinking, menjadi contextual
helicopter view thinking. Lalu 2 thinking berikutnya operational
thinking dan closed-loop thinking, menjadi process interconnetion
thinking, dan 2 thinking berikutnya menjadi hanya quantitative
hypothetical thinking.
Contextual Helicopter View Thinking merupakan cara
untuk memandang permasalahan atau solusinya sebagai sebuah sistem yang
berubah dinamis dengan mengubah dimensi waktu dan batasan analisa, dan
perubahan dimensi ini akan merubah konteks dari sistem. Kata dinamis
memang bermakna perubahan seiring dengan waktu. Dinamis mendorong kita
untuk jangan terpaku dengan kejadian saat ini atau terakhir, namun harus
melihat sejarah sebelumnya. Dengan melakukan perbandingan ini maka
akan terlihat sebuah pola perilaku akan timbul (dynamic thinking). Kita
akan sering menemukan misalnya bahwa ternyata sumber dari perubahan yang
terjadi bukan karena perubahan dari luar saja, tetapi merupakan respons
dari para pelaku sistem (systems-as-cause thinking). Tentunya dalam
melakukan analisa ini harus mempertimbangkan konteks dimana sistem itu
berada, karena dinamika dan respons dari sistem bisa berubah dalam
sebuah konteks yang berbeda. Idealnya sebuah sistem dirancang untuk
mengantisipasi berbagai perubahan dinamika konteks dan memiliki sebuah
respons yang terstruktur dan terintegrasi.
Process Interconnection Thinking merupakan cara
untuk mengorientasikan pencarian akar permasalahan ke arah proses dan
interkoneksi yang terjadi. Kita sering terjebak untuk hanya memandang
output, tapi tidak memperhatikan dari proses. Kita juga sering terjebak
dengan tidak melakukan pengelolaan terhadap proses namun berfokus kepada
input atau output. Konsep sistem sederhana
output-proses-input-umpanbalik sering dilupakan dalam melakukan analisa.
Interkoneksi juga memaksa kita untuk tidak hanya berfokus kepada
komponen. Komponen yang rusak lebih mudah diganti dibandingkan dengan
koneksi yang tidak optimal.
Quantitative Hypothetical Thinking adalah dorongan
untuk melakukan sebuah hipotesa awal terlebih dahulu secara kuantitatif
namun tidak rigid sehingga bisa berubah secara dinamis seiring dengan
peningkatan pemahaman kita terhadap permasalahan. Hipotesa dapat
dianggap sebuah model pikiran terhadap permasalahan. Sebagai manusia
dengan limitasinya, tidak akan mampu memiliki model utuh dan sempurna.
Model pikiran yang berbasis kepada hipotesa dinamis ini sebaiknya
menggunakan aspek kuantitatif, walaupun mungkin tidak bisa diukur.
Sesuatu yang tidak bisa diukur bukan berarti tidak bisa dikuantifikasi.
Aspek kuantitatif ini penting untuk tetap diusahakan karena kita jadi
memiliki patokan yang lebih baik dalam melakukan analisa maupun
perbaikan.
Sumber :
https://hidayatno.wordpress.com/2015/01/12/kombinasi-pola-berpikir-dalam-berpikir-sistem/#more-397
0 Response to "Kombinasi Pola Berpikir dalam Berpikir Sistem"
Posting Komentar